Warga Israel Mogok Nasional, Tekan Netanyahu Akhiri Penjajahan di Gaza

18 Agustus 2025
Aksi warga Israel

Aksi warga Israel

RIAU1.COM - Ratusan ribu warga Israel menggelar pemogokan nasional. Mereka memblokir jalan tol di beberapa kota untuk menekan pemerintah di bawah kepemimpinan Benjamin Netanyahu agar mencapai kesepakatan pertukaran tawanan dengan pihak perlawanan di Gaza dan mengakhiri penjajahan.

Pemogokan umum pada Ahad (17/8/2025) diprakarsai oleh keluarga tawanan Israel yang ditahan di Gaza. Mereka khawatir keputusan Pemerintah Israel pada pekan lalu untuk merebut Gaza sepenuhnya akan membahayakan nyawa orang-orang terkasih.

Para demonstran mencoba memblokir jalan, terowongan, dan jembatan di Yerusalem dan Tel Aviv. Aparat pemerintah menggunakan meriam air untuk membubarkan mereka. Para demonstran juga membakar ban, menyebabkan gangguan lalu lintas yang luas, dikutip Republika dari laman TRT Global, Senin (18/8) 

Ratusan karyawan perusahaan swasta, pemerintah kota, dan organisasi ikut serta dalam aksi tersebut. Sementara itu, stasiun televisi publik KAN melaporkan bahwa ribuan demonstran menutup jalan utama. Mereka menyebabkan kemacetan lalu lintas dan penghentian layanan kereta api.  

Restoran dan kafe juga di Tel Aviv juga tutup. Haaretz melaporkan puluhan seniman, selebriti, dan atlet Israel menyatakan dukungan dan ikut serta dalam aksi mogok.

Serikat pekerja utama, termasuk pengacara, dokter, dan forum bisnis, serta Universitas Ibrani Yerusalem, juga mengonfirmasi partisipasinya dalam aksi mogok untuk menekan Netanyahu.

Polisi Israel mengatakan, sebanyak 38 demonstran ditangkap di seluruh negeri selama aksi mogok, menurut Harian Israel, Yedioth Ahronoth.

Pemimpin oposisi Yair Lapid mengunjungi Lapangan Sandera di Tel Aviv untuk ikut serta dalam aksi mogok.

“Kami akan menghentikan aktivitas negara hari ini. Karena sandera kami bukanlah pion yang boleh dikorbankan oleh pemerintah demi upaya perang, mereka adalah warga negara yang harus dikembalikan ke keluarga mereka,” kata Lapid kepada para demonstran dalam video yang diunggah di X.

“Mereka tidak akan menghentikan kami, mereka tidak akan melelahkan kami, dan mereka tidak akan menguras tenaga kami. Kami akan terus berjuang hingga sandera pulang ke rumah, ada kesepakatan, dan perang berakhir,” ujar Lapid.*