Menjaga Kearifan Lokal Kuansing, Pembelajaran Program Basamo Diperkenalkan

29 April 2025
Workshop Pembelajaran Program Basamo di Kuansing

Workshop Pembelajaran Program Basamo di Kuansing

RIAU1.COM - Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Setdakab Kuantan Singingi (Kuansing) Ir Samsir Alam, menghadiri workshop pembelajaran Program BASAMO di Ruang Pertemuan Hotel Angela Teluk Kuantan, Senin (28/04/2025).

Program BASAMO di Kuansing merupakan solusi dalam menjaga keanekaragaman hayati, memulihkan ekosistem dengan menggunakan cara bertani yang alami sesuai kearifan lokal, dan di saat yang bersamaan melibatkan anak dalam sistem perlindungan serta memberikan pendidikan yang berfokus pada pembangunan keberlanjutan.

Staf Ahli, Samsir Alam dalam sambutannya menyambut baik program BASAMO ini. Dimana menurutnya, program yang sudah berjalan selama 18 bulan di 3 Desa di Kuansing yaitu Pangkalan Indarung, Lubuk Ambacang dan Teluk Beringin. Program ini dilaksanakan oleh WWF Indonesia bekerjasama dengan Save The Children.

"Tentunya kami dari Pemerintah Kabupaten Kuansing menyambut baik program BASAMO yang sudah berjalan dan menjadi pilot project ini. Nantinya program ini bisa jadi dikembangkan di desa-desa lainnya, dan juga bisa diselaraskan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang saat ini sedang disusun untuk program lima tahun kedepan," ujarnya.

Selanjutnya, Samsir Alam mengatakan bahwa isu yang terkait dengan lingkungan dan anak akan menjadi formulasi dalam penyusunan program Pemerintah Daerah. 

"Mudah-mudahan program BASAMO dapat diperpanjang, sehingga bisa diimplementasikan di semua desa yang ada di Kuansing dan menjadi program pilot project yang dapat diimplementasikan dalam program OPD terkait, serta menjadi program Desa," ungkapnya.

Kemudian, Miki selaku TPPK Program BASAMO dan Ria Amelina selaku Guru Seni Budaya di SMPN 6 Pangkalan Indarung menyampaikan apresiasi atas edukasi yang diberikan oleh WWF Indonesia bekerjasama dengan Save The Children.

"Terima kasih telah memberikan pendampingan dan ilmu yang diberikan, sehingga kami dapat memasukkan pembelajaran terkait kepedulian lingkungan dalam program muatan lokal. Melalui program ini, kami juga dididik dan diajari bagaimana menyusun SOP, alur penanganan kasus dan kode etik terkait program anti kekerasan terhadap anak," ujar Miki.*