Empat Oknum Wartawan Diduga Meras Seorang Perempuan Paruh Baya di Pulau Rupat Minta Uang Puluhan Juta

Empat Oknum Wartawan Diduga Meras Seorang Perempuan Paruh Baya di Pulau Rupat Minta Uang Puluhan Juta
RIAU1.COM -Diduga seorang ibu Paruh Baya di Rupat jadi sasaran praktek pemerasan yang diduga dilakukan oleh komplotan oknum mengatasnamakan Wartawan.
Kejadian ini bermula seorang ibu tersebut, membawa satu gelen BBM jenis Pertalite yang akan dijualnya demi menyambung kehidupan sehari hari.
"Motif mereka sangat kurang terhormat hanya menakut nakuti dan mengancam agar dimuat dalam berita serta diviralkan. Padahal seorang Ibu paruh baya yang tergolong kurang mampu dan sanggup meminta berupa uang," ungkap salah seorang keluarga korban yang enggan disebut namanya, Minggu 24 Agustus 2025.
Berita melalui akun tiktok yang terjadi di pulau rupat beberapa hari yang lalu tersebut sangat viral. Lantaran oknum dan komplotan wartawan memberitakan tentang adanya penyalahgunaan pendistribusian BBM oleh Tiga mobil tanki di pulau Rupat.
Disamping itu, mereka juga membuat suatu narasi dengan menyebut oknum TNI aktif, seolah menjadi becking mafia BBM tersebut.
Padahal fakta dilapangan tidak ada kesalahan pendistribusian mobil tanki BBM industri jenis solar tersebut semuanya sesuai dengan surat jalan dan tujuan nya.
Dengan perilaku yang ditunjukkan oleh komplotan oknum wartawan tersebut ada salah seorang dari mereka merupakan wanita paruh baya berinisial SI alias Cici yang mengaku sebagai wartawati.
Sosok yang seharusnya menjaga kehormatan profesi sebagai jurnalis itu malah kerap kali menyalahgunakan dalam tindak tanduknya, demi mendapatkan keuntungan pribadi.
"Mereka diduga itu akan memeras, menyebarkan berita hoaks,hingga menyebut nama aparat penegak hukum dalam pemberitaannya," ujarnya lagi.
Kemudian, dari keterangan pihak keluarga korban bahwa pemerasan yang dilakukan oleh oknum mengatas namakan wartawan itu kuat dugaan modusnya hanya mencari uang.
"Diduga pemerasan oleh oknum wartawan yang tergabung dalam komplotan SI alias Cici itu dengan meminta uang hingga puluhan juta rupiah kepada kami agar untuk menghapus beritanya yang sudah terlanjur tayang,"bebernya.
"Kerena tak mendapat permintaan nya berita hoaks tersebut mereka gandakan lalu diviralkan lewat media sosial,"pungkasnya.