Pengelola Tour Travel Tidak Terima Naiknya Biaya Masuk Pelabuhan Internasional Batam

Pelabuhan Internasional Batam Centre/Antara
RIAU1.COM - Pengelola biro perjalanan tour travel di Batam khawatir dengan rencana kenaikan tarif pass masuk pelabuhan internasional di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Hal ini terutama berdampak pada harga jual paket perjalanan wisata ke Singapura dan Malaysia melalui kapal feri. Keluhan ini disampaikan oleh
"Rencana kenaikan seaport tax (pass masuk pelabuhan,red) ini akan menurunkan daya beli masyarakat karena tiket ferry yang sebelumnya sudah mahal akan semakin mahal," ujar Pimpinan Nadif Tour dan Travel, Muhammad Ishaq, yang dimuat batamnews.co.id, Senin (14/8/2023).
Menurut Ishaq, sebelum pandemi Covid-19, harga tiket kapal feri masih sekitar Rp280.000 untuk pulang pergi (pp) ke Singapura. Namun sekarang, harga tiket naik tiga kali lipat menjadi Rp700.000 per orang pp untuk Singapura.
"Bagi kami sebagai agen perjalanan, kenaikan ini akan menambah biaya dalam paket wisata, yang pada akhirnya dapat mengurangi daya saing," tambahnya.
Masalahnya, sambung dia, semakin kompleks jika membandingkan harga tiket pesawat domestik dengan internasional. Harga tiket pesawat dari Surabaya ke Singapura dapat ditemukan sekitar Rp700.000, sementara tiket pesawat domestik dari Surabaya ke Batam paling murah mencapai Rp1,6 juta.
Situasi ini membuat wisatawan lokal lebih memilih berlibur langsung ke Singapura atau Malaysia dari kota asalnya, daripada melalui Batam.
"Seharusnya dalam hal ini, pemerintah, termasuk Pemko Batam dan BP Batam, tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan. Karena keputusan ini akan berdampak pada jumlah kunjungan ke Pulau Batam, baik oleh wisatawan mancanegara maupun domestik." papar dia.
Dia memberikan saran bahwa jika kenaikan seaport tax ini memang perlu dilakukan, biaya tersebut sebaiknya ditanggung oleh pihak kapal feri, bukan oleh penumpang.
"Jika memungkinkan, biaya kenaikan seaport tax sebaiknya ditanggung oleh pihak kapal feri, mengingat harga tiket ferry telah naik cukup tinggi pasca pandemi," tutur Ishaq lagi.*